September 25, 2023

OpenAI diduga melanggar undang-undang privasi Eropa dengan berbagai cara menurut pengaduan yang diajukan di Polandia.

Pada hari Selasa, peneliti keamanan siber dan privasi Lukasz Olejnik mengajukan keluhan ke Otoritas Perlindungan Information Polandia, karena pelanggaran terhadap Peraturan Perlindungan Information Umum (GDPR) Uni Eropa. Olejnik, yang diwakili oleh firma hukum GP Companions yang berbasis di Warsawa, menuduh OpenAI melanggar beberapa ketentuan GDPR mengenai dasar hukum, transparansi, keadilan, hak akses knowledge, dan privasi berdasarkan desain, menurut TechCrunch yang meninjau keluhan setebal 17 halaman tersebut.

Keluhan ini adalah salah satu dari beberapa masalah hukum yang kini dihadapi OpenAI, baik di luar negeri maupun di AS, tempat basisnya. Pada bulan Juni, OpenAI terkena gugatan class motion oleh firma hukum California karena diduga melatih ChatGPT dengan knowledge yang “dicuri”. Beberapa bulan sebelumnya, Italia melarang ChatGPT hingga mereka dapat mematuhi undang-undang privasi knowledge UE yang ketat.

LIHAT JUGA:

FTC sedang menyelidiki OpenAI untuk potensi kerugian konsumen

Keluhan khusus ini dimulai pada bulan Maret 2023 ketika Olejnik menggunakan ChatGPT untuk membuat biografi dirinya dan melihat beberapa kesalahan. Olejnik menghubungi OpenAI dan meminta untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Dia juga meminta informasi tentang bagaimana informasi pribadinya diproses dan digunakan untuk melatih mannequin tersebut. Berdasarkan undang-undang GDPR, Olejnik berhak menerima informasi tentang kedua permintaan ini, namun setelah bolak-balik mengirim e-mail, OpenAI mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak dapat memperbaiki ketidakakuratan dan tidak mengirimkan semua informasi yang dia minta.

Karena GDPR mensyaratkan penggunaan knowledge pribadi yang adil dan transparan serta sah, kebijakan knowledge OpenAI yang tidak jelas dan berbelit-belit mungkin merupakan pelanggaran tersendiri. “Dari fakta kasus tersebut, terlihat bahwa OpenAI secara sistematis mengabaikan ketentuan GDPR mengenai pengolahan knowledge untuk keperluan mannequin pelatihan dalam ChatGPT, yang antara lain mengakibatkan Bapak Lukasz Olejnik tidak diikutsertakan. mendapat informasi yang benar tentang pemrosesan knowledge pribadinya,” kata pengaduan tersebut.

Lalu apa sebenarnya yang mungkin terjadi pada keluhan ini? Diperlukan waktu enam bulan hingga dua tahun bagi pihak berwenang Polandia untuk menyelidiki pelanggaran tersebut dan jika keputusan mereka menguntungkan Olejnik, OpenAI akan diperintahkan untuk menindaklanjuti permintaannya. Namun pengacara Ojejnik, Maciej Gawronski, berharap keluhan kliennya akan mendorong pihak berwenang untuk menyelidiki lebih dalam dugaan pelanggaran OpenAI, yang menurutnya bersifat sistemik.